Kamis, 05 Mei 2016 ~ 21:34
Tadinya belum kepikiran mau nulis apa. Mau mulai bingung
belum ada bahan yang bisa jadi tulisan. Tapi setelah lihat berita yang
menyangkut Jepang tentang inovasi alat pengukur kadar gambut di MetroTV,
Akhirnya muncul juga nih ide cerita :D ! *ha? apa hubungannya? -_-"*
Bingung, milih antara mewujudkan keinginanku di DKV ITB atau
ke Batam mewujudkan keinginan mamak supaya kelak aku bisa punya usaha tekstil
sekaligus keahlian menjahit untuk bekalku setelah berumah tangga nanti. Memang
sih.. ke Batam, belajar sama pak Ibrahim, nambah pengalaman konveksi, punya
boutique bagus, memang keinginanku sejak
SMP. Tapi di sisi lain aku tetap ingin merasakan ITB, jadi mahasiswa sana, berjuang disana, ngasrama, ngekos, kerja sambilan, wisuda, segalanya pengen aku rasakan disana. Tapi jika ingat kata-katanya pak Ibrahim tentang apa aku sudah yakin dengan prospek kerjanya? Persaingan ketat? Juga tempat kerja yang notabene lebih terjamin jika aku bekerja di ibukota atau di luar negri. Soalnya kalau di pikir-pikir di negri ini pekerjaan Graphic Design kurang mendapat perhatian dan penghargaan. Otomatis jika aku ingin sukses jadi Graphic Designer itu di luar negri karna prospek kerja untuk bidang ini disana lebih menjamin.
SMP. Tapi di sisi lain aku tetap ingin merasakan ITB, jadi mahasiswa sana, berjuang disana, ngasrama, ngekos, kerja sambilan, wisuda, segalanya pengen aku rasakan disana. Tapi jika ingat kata-katanya pak Ibrahim tentang apa aku sudah yakin dengan prospek kerjanya? Persaingan ketat? Juga tempat kerja yang notabene lebih terjamin jika aku bekerja di ibukota atau di luar negri. Soalnya kalau di pikir-pikir di negri ini pekerjaan Graphic Design kurang mendapat perhatian dan penghargaan. Otomatis jika aku ingin sukses jadi Graphic Designer itu di luar negri karna prospek kerja untuk bidang ini disana lebih menjamin.
Lagipula kalau aku pikir-pikir akhir-akhir ini aku udah
malas menggambar sejak mendapat nilai yang kurang memuaskan dari guru seni SMA
ini, bu El. Akupun sering, gambar kalau lagi mood aja. Ntah la! aku heran ntah
kenapa gairah menggambarku berkurang cuma karna dapat nilai rendah. Padahal
dulu aku ngerasa jadi orang paling bersemangat di kelas setiap jam pelajaran
seni tiba, apalagi jika diberi tugas menggambar. Tapi sekarang... jujur aku
males, males ngerjakannya.Untuk sekedar menggoreskan pensil saja aku malas.
Rasa malasku jadi kuat jika ingat usahaku untuk bisa memperbaiki nilai yang
ternyata tetap rata-rata, walaupun aku sudah berusaha sekuat mungkin sampai
tengah malam demi nilai yang membahagiakan. Tapi lantaran nilainya tetap
mengecawakan, aku jadi malas berusaha lagi jika ujung-ujungnya tetap begitu.
Ah! Kenapa aku jadi orang yang gampang menyerah karna penilaian dari orang?
Kadang aku merindukan guru seni SMP ku, bu En. Pernah aku
berandai kalau saja bu El itu seperti bu En yang tetap ngasi semangat dan
masukan supaya aku tetap berkarya meskipun cara menggambarku belum bagus saat
itu. Jika saja waktu itu bu En tidak mengatakan aku berbakat disini, mungkin
sampai sekarang aku tak pernah terpikirkan untuk masuk sekolah design setelah
tamat SMA.
Bukannya aku mu bandingkan guru seni yang sekarang sama guru
seni waktu SMP ku dulu. Cuma mungkin karna aku terbiasa diarahkan, jadi aku tak
mudah mengerti jika tiba-tiba langsung dikasih nilai rendah tanpa penjelasan
langsung kepadaku. Belakangan kusadari aku terlalu mementingkan selera sendiri
dan mengabaikan peraturannya. Itulah mungkin kenapa nilai gambarku merosot.
Tapi mu bagaimana lagi, aku benar-benar kehilangan mood walau guru seni yang
sekarang ini juga mengatakan aku punya bakat disini. Aku sudah muak dikatakan nilai ku jadi rendah
dan jadi pemalas karna pacaran sama mantan kakak kelasku dulu. Apa?!! Pacaran apanya? Tegur sapa aja ga pernah,
apalagi pacaran? Sedangkan saat itu aja aku sudah menutup diri dari pacaran.
Jangan cuma karna aku pernah buat kata-kata tentang dia, trus aku berharap akan
jadi pacarnya?! Enggak! Lagian sekarang aku udah gapunya rasa lagi sama
mantan gebetanku itu. Mantan kakak kelasku yang itu.
Sorry, bertele-tele. Yux! kembali ke pokok pembahasannya! ;)
Intinya,,, sekarang aku ngerasa kalau passionku itu bukan
menggambar. Soalnya kan PASSION
itu...
"SESUATU yang bisa membuat lo tertantang... SESUATU
yang bikin lo penasaran sampai lo rela ngulik itu siang malem tanpa kenal waktu
biar gak dibayar sekalipun. SESUATU yang tanpa disuruh pun lo curi-curi waktu
buat belajar sendiri, atau tanpa sadar suka cari-cari info di internet atau
lewat google... SESUATU yang memicu 'sense of wonder' dalam diri lo. SESUATU
yang bener-bener jadi muara ilmu pengetahuan yang ingin lo tekuni sampai akhir
hayat lo..."
Aku memang suka gambar, menggambar, tapi kalo hobi? keknya
enggak deh. Passion itu sendiri kan sesuatu yang tidak membosankan. Sedangkan menggambar aja aku masih ngikutin
suasana hati. Bukan keinginan setiap waktu setiap saat. Malah aku lebih
menikmati browsing, membaca, ngulik segala sesuatu yang berbau IT, juga menulis
mungkin. Tapi ga semua juga kutulis, apa yang mau aku tulis, itulah yang aku
tulis. Mungkin suatu saat nanti blogging juga bakal jadi hobi bahkan passion
juga. Aamiin...
Jadi apakah aku mempertahankan ambisiku terhadap ITB atau
terima saja jika aku merasa ragu dengannya. Jangan-jangan aku pengen ITB cuma
mu buat gaya-gaya doank? Ga juga sih, soalnya karna jalur DKV disana ada pilihan
jalur multimedianya. Juga karna disana biaya hidup dari bidikmisinya bagus.
Yang bikin aku ragu, apa aku sanggup dengan tugas menggambar setiap waktu? Kenapa sekarang aku jadi begini? Padahal
beberapa bulan lalu, saat aku menatap pensil-pensil di kotak pensil, aku
membayangkan mereka akan menemaniku berjuang bersama di DKV ITB kelak. Tapi kenapa
kenangan itu memudar jika aku kembali memikirkan tentang ini?
Ya sudahlah, apapun yang akan ku alami nanti, lulus snmptn,
bidikmisi ITB, ujian saringan, dan berhasil jadi mahasiswa FSRD ITB atau ke
Batam. Itu adalah pilihan yang terbaik yang dipilihkan Allah untukku. Sekeras
apapun aku berusaha tapi nanti hasilnya aku belum beruntung langsung masuk FSRD
ITB, kutahu itu bukan akhir dari segalanya. Berarti aku masih diizinkan untuk
istirahat barang setahun sebelum memutuskan untuk mempersiapkan memasuki
sekolah baru di Batam sana.
Semalam aku juga udah googling tentang univ Batam yang ada jurusan
multimedianya. Akhirnya ketemu juga, adanya di politeknik negeri batam. Tapi. Disana aku
milih D3. Karna lagi pengen lebih banyak praktek daripada teori, dan itu bisa
kudapatkan di D3. Hitung-hitung nuntaskan keinginanku di masa lalu yang pengen
masuk SMK. Soalnya D3 dan S1 itu ibarat SMK dengan SMA. Kalo S1, itu bisa
nyusul. Insyaallah nyambung S1 nya nanti di ITB, selanjutnya luar negeri,,,
jepang or negara impian lainnya mungkin... :)
Yang pastinya nanti aku akan tetap mencoba mendaftar
bidikmisi dan snmptn fsrd itb walaupun sekarang aku sudah tau keputusan apa
yang akan aku ambil. Setidaknya nanti aku sudah bisa mengetes sejauh mana
kemampuanku untuk bisa menembus jalur bidikmisi dan snmptn itu.
~STU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar