Oleh : Siti Tridia Utamy (0301183220) / PAI-5, semester 3, stambuk 2018
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
S1 Pendidikan Agama Islam
Team Work |
Di abad ke-21 ini, kemajuan teknologi dan informasi kian berkembang pesat.
Dahulu komputer merupakan barang yang hanya dimiliki oleh kaum menengah ke atas
saja, bisa dibilang, komputer itu pegangan mereka yang memiliki posisi minimal
sebagai pegawai kantoran ataupun hanya bisa disentuh oleh kaum yang berduit.
Dari yang bentuknya cembung, besar, antik, hingga bisa memiliki layar setipis
kertas seperti sekarang.
Bahkan kita bisa melipat dan membawa serta menggunakannya kapanpun dan
dimanapun kita mau. Tak ayal, bagi generasi milenial sekarang, komputer
bukanlah lagi barang khayalan yang ntah kapan bisa disentuh. Karena, mereka
dapat menggunakannya meski hanya sekedar untuk bermain game online di warnet
dengan membayar minimal lima ribu rupiah per jamnya.
Media & Teknologi Pembelajaran, oleh Pak Syafwan S.Ag. M.Pd. |
Keberadaan komputer ini tentu memiliki dampak serta peran yang amat penting di dunia pendidikan sekarang. Melalui jaringan internet yang dapat diakses melalui komputer ataupun android, kita dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran jarak jauh meskipun terpisah jutaan kilometer. Berbagai data dan tugas dapat disimpan dan diserahkan melalui internet tanpa perlu repot jauh-jauh datang ke kelas langsung (offline). Seperti halnya yang terjadi dengan UT (Universitas Terbuka). Dilansir dari halaman resminya,
UT menerapkan sistem
belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak
jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan
menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video,
komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka adalah
tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan
frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT
harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang
sederajat).
Komputer sebagai hasil
teknologi modern sangat membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk
menjadi alat pendidikan. Khususnya dalam pembelajaran, komputer dapat digunakan
sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam
pembelajaran kepada peserta didik. Selain itu, komputer dapat juga digunakan
sebagai media yang memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri dalam
memahami suatu konsep. Hal ini sangat memungkinkan, karena komputer mempunyai
kemampuan mengkombinasikan teks, suara, warna, gambar, gerak, dan video, serta
memuat suatu kepintaran yang sanggup menyajikan proses interaktif.
Kiranya
pembiasaan diri bagi setiap siswa atau mahasiswa untuk bisa menguasai komputer
itu sangat dibutuhkan. Terutama bagi mahasiswa yang mengenyam jurusan
pendidikan di kampusnya. Kita tak bisa menutup mata untuk menumpuk rasa enggan
dan minder jikalau masih tertinggal jauh dari rekan-rekan yang sudah mahir
dalam menggunakan komputer. Kepandaian dalam mengajar saja tidak cukup jika
tidak diimbangi dengan softskill lainnya seperti IT, seni, dll. Dengan begitu
sebagai pengajar kita bisa menciptakan suasana belajar yang kreatif, edukatif,
dan mengasyikkan. Jangan sampai anak didik kita lebih melek teknologi
dibandingkan kita sebagai gurunya. Bisa-bisa kita dibodoh-bodohi oleh siswa
sendiri. Gak mau kan ya, lantaran itu kita justru dilabeli sebagai guru yang kolot dan gaptek?