Sabtu, 26 Desember 2015 ~ 20:30:48
Namanya ***.
Tak ada yang berbeda dari penampilannya.
Kemeja, celana kepper, lobe, sama seperti ikhwan yang lainnya.
Tapi, ada sesuatu yang
mengesankan darinya. Baiklah, malam ini aku akan menulis tentang akhi yang satu
ini.
4 hari yang lalu. Untuk
pertama kalinya aku mengikuti kegiatan SPI
An-Nahlu ke - 58 yang diselenggarakan di SMAN 1 Kisaran selama 4 hari.
Ceramah atau yang sering disebut forum pertama dalam aula di sore itu dibuat
untuk memberikan sambutan untuk para peserta SPI baru. Kami semua, para ikhwan
dan akhwat berkumpul disana. Kala itulah aku melihat bibirnya terlihat
bergerak-gerak, dan segera kutahu, ia sedang membaca Al-Quran dibandingkan ikhwan lain yang lebih memilih ribut sembari menunggu ceramah dimulai. Aku lumayan salut dibuatnya.
bergerak-gerak, dan segera kutahu, ia sedang membaca Al-Quran dibandingkan ikhwan lain yang lebih memilih ribut sembari menunggu ceramah dimulai. Aku lumayan salut dibuatnya.
Pada sesi tanya jawab, untuk
pertama kalinya aku mendengar suaranya. Subhanallah, suaranya jernih, bagus,
dan merdu. Aku bisa memprediksi qira'ah nya bagus walaupun aku belum pernah
mendengarnya. Aku tak ingat kapan aku mendengar suara adzan yang persis
suaranya, waktu dzuhur, ashar, atau maghrib. Yang pastinya aku menduga itu dia
yang adzan. Kalau memang benar, Subhanallah yang menciptakan suara yang bagus
untukmu ya akhi.
Ya Allah ya Allah. Mengesankan
sekali akhi itu. Bukan hanya suaranya yang bagus, tapi juga perilakunya yang
baru bisa aku simpulkan setelah beberapa kali melihatnya.
Dan hari ini, adalah hari terakhir dari kegiatan
ini. Ia mendapat penghargaan sebagai peserta ikhwan terfavorit. Ya! Kau pantas mendapatkannya
Ya akhi, Kau pantas mendapatkannya. Begitu kau kembali dari atas panggung aku
membaca gerakan bibirmu yang mengucap hamdalah. Bahkan saat kau akan duduk kau
mengucapkan basmalah. Ketika aku melirikmu lagi, kau sedang mengagungkan Allah
dengan bertasbih "Subhanallah".
Kau mampu membuatku tersenyum
dengan perilakumu itu. ☺
Kemarin saat forum yang biasa
dilakukan setelah sholat subuh. Oleh pak Edi Sucipno, kita semua diminta untuk
memejamkan mata, meresapi semua kesalahan yang pernah kita perbuat. Apakah
pernah melakukan hal-hal yang dilarang Allah seperti narkoba, minuman keras,
melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan dengan orang yang bukan muhrim
kita, dll. Kita dibuat menangis sejadi-jadinya dengan renungan tentang orangtua
kita.
Sesuai peraturan, siapa yang
pernah melakukan kesalahan dari yang disebutkan pak Edi, kita harus berdiri,
dan untuk pengakuan kesalahan yang selanjutnya, kita harus naik keatas kursi.
Saat kekalutan hati mulai
meredah, aku menatap sosokmu yang berdiri diatas kursi.
Aku merasa, kita berdiri
bersamaan saat salah satu kesalahan disebutkan. Yang aku tak tahu, apa
kesalahanmu yang kau akui selanjutnya selain itu yang membuat kau harus berdiri
diatas kursi.
Dari itulah aku ketahui bahwa
akhi dulunya pernah berbuat salah, atau melakukan hal-hal yang dilakukan oleh
remaja nakal. Tapi dibalik semua itu, kekagumanku pada akhi bertambah.
Bertambah karna kejujuran akhi yang mau mengakuinya. Apalagi waktu ditanya oleh
salah satu pemateri tentang siapa yang pernah merokok.
Aku tahu, akhi yang sekarang
bukanlah akhi yang dulu. Aku bisa membacanya. Aku bisa melihat itu semua dari
mata akhi. Aku merasa akhi memiliki akhlak yang bagus, yaaa walaupun itu masih
prediksi. Aku tak tahu akhi, apakah akhi sering bertasbih hanya didepan orang,
hanya untuk tebar pesona, atau memang karna Allah semata. Feelingku mengatakan
sih, akhi melakukannya memang karna Allah.
Kali ini untuk pertama kalinya aku
mengagumi seorang ikhwan karna perilakunya.
Iya, secara fisik sebenarnya
aku kurang tertarik. Kuakui dia punya wajah yang lumayan tampan, kulit putih,
tapi kurus kayak adik kelasku si ***. Kalo aja dia berisi dikit dia bakal terlihat tampan.
Kalo dibilang jatuh cinta
seperti yang lalu-lalu sepertinya tidak. Karna itu tidak akan lagi. Aku tidak
mau jatuh cinta, aku hanya ingin membangun cinta. Ya, bangun cinta! Cinta yang
dapat membangun rasa cintaku pada Allah. Karna seseorang yang telah membuatku
bangun cinta, selalu mengingatkanku betapa Allah maha besar, Allah maha suci,
Allah maha adil, telah menciptakan sosok yang bisa menuntun seseorang untuk semakin
cinta pada-Nya dalam keAgungan cinta. ♥
~STU~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar