Kamis, 03 Maret 2016

Cinta Yang Semakin Mendekatkanku Pada-Nya (SPI An-Nahlu gelombang 58 SMAN 1 Kisaran) - mimiSTU's Blog




Sabtu, 26 Desember 2015 ~ 20:30:48
Namanya ***.
     Tak ada yang berbeda dari penampilannya. Kemeja, celana kepper, lobe, sama seperti ikhwan yang lainnya.
Tapi, ada sesuatu yang mengesankan darinya. Baiklah, malam ini aku akan menulis tentang akhi yang satu ini.
4 hari yang lalu. Untuk pertama kalinya aku mengikuti kegiatan SPI  An-Nahlu ke - 58 yang diselenggarakan di SMAN 1 Kisaran selama 4 hari. Ceramah atau yang sering disebut forum pertama dalam aula di sore itu dibuat untuk memberikan sambutan untuk para peserta SPI baru. Kami semua, para ikhwan dan akhwat berkumpul disana. Kala itulah aku melihat bibirnya terlihat
bergerak-gerak, dan segera kutahu, ia sedang membaca Al-Quran dibandingkan ikhwan lain yang lebih memilih ribut sembari menunggu ceramah dimulai. Aku lumayan salut dibuatnya.
Pada sesi tanya jawab, untuk pertama kalinya aku mendengar suaranya. Subhanallah, suaranya jernih, bagus, dan merdu. Aku bisa memprediksi qira'ah nya bagus walaupun aku belum pernah mendengarnya. Aku tak ingat kapan aku mendengar suara adzan yang persis suaranya, waktu dzuhur, ashar, atau maghrib. Yang pastinya aku menduga itu dia yang adzan. Kalau memang benar, Subhanallah yang menciptakan suara yang bagus untukmu ya akhi.
Ya Allah ya Allah. Mengesankan sekali akhi itu. Bukan hanya suaranya yang bagus, tapi juga perilakunya yang baru bisa aku simpulkan setelah beberapa kali melihatnya.

     Dan hari ini, adalah hari terakhir dari kegiatan ini. Ia mendapat penghargaan sebagai peserta ikhwan terfavorit. Ya! Kau pantas mendapatkannya Ya akhi, Kau pantas mendapatkannya. Begitu kau kembali dari atas panggung aku membaca gerakan bibirmu yang mengucap hamdalah. Bahkan saat kau akan duduk kau mengucapkan basmalah. Ketika aku melirikmu lagi, kau sedang mengagungkan Allah dengan bertasbih "Subhanallah".
Kau mampu membuatku tersenyum dengan perilakumu itu.
Kemarin saat forum yang biasa dilakukan setelah sholat subuh. Oleh pak Edi Sucipno, kita semua diminta untuk memejamkan mata, meresapi semua kesalahan yang pernah kita perbuat. Apakah pernah melakukan hal-hal yang dilarang Allah seperti narkoba, minuman keras, melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan dengan orang yang bukan muhrim kita, dll. Kita dibuat menangis sejadi-jadinya dengan renungan tentang orangtua kita.

Sesuai peraturan, siapa yang pernah melakukan kesalahan dari yang disebutkan pak Edi, kita harus berdiri, dan untuk pengakuan kesalahan yang selanjutnya, kita harus naik keatas kursi.
Saat kekalutan hati mulai meredah, aku menatap sosokmu yang berdiri diatas kursi.
Aku merasa, kita berdiri bersamaan saat salah satu kesalahan disebutkan. Yang aku tak tahu, apa kesalahanmu yang kau akui selanjutnya selain itu yang membuat kau harus berdiri diatas kursi.

Dari itulah aku ketahui bahwa akhi dulunya pernah berbuat salah, atau melakukan hal-hal yang dilakukan oleh remaja nakal. Tapi dibalik semua itu, kekagumanku pada akhi bertambah. Bertambah karna kejujuran akhi yang mau mengakuinya. Apalagi waktu ditanya oleh salah satu pemateri tentang siapa yang pernah merokok.

Aku tahu, akhi yang sekarang bukanlah akhi yang dulu. Aku bisa membacanya. Aku bisa melihat itu semua dari mata akhi. Aku merasa akhi memiliki akhlak yang bagus, yaaa walaupun itu masih prediksi. Aku tak tahu akhi, apakah akhi sering bertasbih hanya didepan orang, hanya untuk tebar pesona, atau memang karna Allah semata. Feelingku mengatakan sih, akhi melakukannya memang karna Allah.


     Kali ini untuk pertama kalinya aku mengagumi seorang ikhwan karna perilakunya.
Iya, secara fisik sebenarnya aku kurang tertarik. Kuakui dia punya wajah yang lumayan tampan, kulit putih, tapi kurus kayak adik kelasku si ***. Kalo aja dia berisi dikit dia bakal terlihat tampan.

Kalo dibilang jatuh cinta seperti yang lalu-lalu sepertinya tidak. Karna itu tidak akan lagi. Aku tidak mau jatuh cinta, aku hanya ingin membangun cinta. Ya, bangun cinta! Cinta yang dapat membangun rasa cintaku pada Allah. Karna seseorang yang telah membuatku bangun cinta, selalu mengingatkanku betapa Allah maha besar, Allah maha suci, Allah maha adil, telah menciptakan sosok yang bisa menuntun seseorang untuk semakin cinta pada-Nya dalam keAgungan cinta.


~STU~




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar