Minggu, 22 Desember 2019

Pentingnya Komputer Dalam Proses Pembelajaran

Oleh : Siti Tridia Utamy (0301183220) / PAI-5, semester 3, stambuk 2018
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
S1 Pendidikan Agama Islam

Team Work

Di abad ke-21 ini, kemajuan teknologi dan informasi kian berkembang pesat. Dahulu komputer merupakan barang yang hanya dimiliki oleh kaum menengah ke atas saja, bisa dibilang, komputer itu pegangan mereka yang memiliki posisi minimal sebagai pegawai kantoran ataupun hanya bisa disentuh oleh kaum yang berduit. Dari yang bentuknya cembung, besar, antik, hingga bisa memiliki layar setipis kertas seperti sekarang.
Bahkan kita bisa melipat dan membawa serta menggunakannya kapanpun dan dimanapun kita mau. Tak ayal, bagi generasi milenial sekarang, komputer bukanlah lagi barang khayalan yang ntah kapan bisa disentuh. Karena, mereka dapat menggunakannya meski hanya sekedar untuk bermain game online di warnet dengan membayar minimal lima ribu rupiah per jamnya.

Media & Teknologi Pembelajaran, oleh Pak Syafwan S.Ag. M.Pd.

Keberadaan komputer ini tentu memiliki dampak serta peran yang amat penting di dunia pendidikan sekarang. Melalui jaringan internet yang dapat diakses melalui komputer ataupun android, kita dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran jarak jauh meskipun terpisah jutaan kilometer. Berbagai data dan tugas dapat disimpan dan diserahkan melalui internet tanpa perlu repot jauh-jauh datang ke kelas langsung (offline). Seperti halnya yang terjadi dengan UT (Universitas Terbuka). Dilansir dari halaman resminya,
UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat).
 
Suasana belajar di kelas PAI-5
Komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan. Khususnya dalam pembelajaran, komputer dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran kepada peserta didik. Selain itu, komputer dapat juga digunakan sebagai media yang memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Hal ini sangat memungkinkan, karena komputer mempunyai kemampuan mengkombinasikan teks, suara, warna, gambar, gerak, dan video, serta memuat suatu kepintaran yang sanggup menyajikan proses interaktif.
 
Guru sebagai fasilitator pembelajaran
Kiranya pembiasaan diri bagi setiap siswa atau mahasiswa untuk bisa menguasai komputer itu sangat dibutuhkan. Terutama bagi mahasiswa yang mengenyam jurusan pendidikan di kampusnya. Kita tak bisa menutup mata untuk menumpuk rasa enggan dan minder jikalau masih tertinggal jauh dari rekan-rekan yang sudah mahir dalam menggunakan komputer. Kepandaian dalam mengajar saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan softskill lainnya seperti IT, seni, dll. Dengan begitu sebagai pengajar kita bisa menciptakan suasana belajar yang kreatif, edukatif, dan mengasyikkan. Jangan sampai anak didik kita lebih melek teknologi dibandingkan kita sebagai gurunya. Bisa-bisa kita dibodoh-bodohi oleh siswa sendiri. Gak mau kan ya, lantaran itu kita justru dilabeli sebagai guru yang kolot dan gaptek?

Kamis, 17 Januari 2019

WHY NOT?

Kamis, 17 Januari 2019/23:26


Harapan indahku pernah hancur berserakan  dihantam pengumuman SBMPTN 2017. Aku sudah menyusun planning jauh-jauh hari dan ternyata bukan rezekiku disana. Setahun kemudian SBMPTN 2018 juga kujajal. Berbagai persiapan dari latihan sampai meminjam buku bimbel dari teman yang sudah lulus SBMPTN 2017 pun kulakukan. Tapi apa? Toh aku tetap gagal juga. Kalau saja aku anak orang kaya mungkin aku bisa bimbel di GO dan tembus PTN idaman diluar sana. Tapi apa? Kenyataannya aku dilahirkan dari keluarga ekonomi menengah kebawah. Boro-boro dileskan, untuk makan sehari-sehari lancar saja sudah sangat bersyukur sekali. Lagipula apa aku ini? Aku ga sepintar